Dua Visi, Satu Masa Depan
Pertaruhan Paradigma Pembangunan di Gerbang Timur Indonesia
Pada pertengahan 2025, di tengah kontraksi fiskal nasional, Maluku dan Maluku Utara memulai babak baru di bawah kepemimpinan yang kontras. Laporan ini membedah dua model pembangunan yang akan menentukan nasib kawasan ini.
Hendrik Lewerissa
Arsitek Makro Infrastruktur-Sentris
Memprioritaskan pembangunan infrastruktur fisik skala besar (pelabuhan, jembatan) untuk membuka isolasi wilayah, menurunkan biaya logistik, dan menciptakan fondasi bagi pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
Sherly Tjoanda
Inisiator Pembangunan Manusia
Berfokus pada investasi modal manusia melalui program penanganan stunting, beasiswa pendidikan, dan pemberdayaan komunitas untuk membangun masyarakat yang sehat, cerdas, dan berdaya saing.
Rapor Kinerja Awal (Juni 2025)
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
Kebijakan populis ST yang menyentuh kebutuhan dasar berhasil membangun legitimasi awal, sementara visi jangka panjang HL belum dirasakan langsung oleh masyarakat.
Perbandingan Isu Krusial
Sumber: Data prevalensi stunting 2023.
Proyeksi Strategis (Visi 2035)
Model Infrastruktur (HL)
Kekuatan
Potensi perubahan struktural & daya tarik investor besar.
Kelemahan
Butuh modal besar, rentan korupsi, manfaat jangka panjang.
Peluang
Sinergi dengan agenda nasional (Lumbung Ikan Nasional).
Ancaman
Perubahan iklim, risiko "ekonomi kantong".
Model Manusia (ST)
Kekuatan
Legitimasi cepat, dampak langsung, IPM meningkat.
Kelemahan
Tidak atasi masalah fundamental, risiko ketergantungan.
Peluang
Menciptakan fondasi SDM unggul untuk diversifikasi.
Ancaman
Volatilitas nikel, disrupsi teknologi baterai non-nikel.
Risiko Fundamental Setiap Model
Risiko: Ekonomi Kantong (Model HL)
Industri Skala Besar
(Kepentingan Eksternal)
Ekonomi Rakyat Lokal
(Sedikit Manfaat)
Infrastruktur canggih berisiko hanya melayani industri besar tanpa menetes ke ekonomi lokal.
Risiko: Program Paliatif (Model ST)
Program Sosial
(Beasiswa, Stunting, dll.)
Ketergantungan Ekonomi
(Struktur Tidak Berubah)
Program sosial yang baik berisiko hanya meredakan gejala tanpa mengubah ketergantungan pada sektor ekstraktif.
Kesimpulan: Jalan Hibrida
Tidak ada model yang superior secara absolut. Keberhasilan jangka panjang menuntut sintesis dari kedua visi: membangun infrastruktur fisik yang didampingi investasi pada modal manusia secara simultan.
Rekomendasi untuk Maluku (HL)
- Mandatkan klausul inklusif di setiap proyek.
- Prioritaskan infrastruktur pendukung ekonomi biru.
- Diversifikasi sumber pendanaan (KPBU, obligasi).
Rekomendasi untuk Malut (ST)
- Bentuk "Dana Abadi Nikel" (Sovereign Wealth Fund).
- Luncurkan peta jalan diversifikasi ekonomi.
- Terapkan kebijakan "Izin untuk Kinerja ESG".
Rekomendasi untuk Pusat
- Desain ulang skema Dana Transfer ke Daerah.
- Fasilitasi transfer teknologi (Akuakultur 4.0).
- Perkuat pengawasan dan penegakan hukum lingkungan.
Dua Visi, Satu Masa Depan
Pertaruhan Paradigma Pembangunan di Gerbang Timur Indonesia
Pada pertengahan 2025, di tengah kontraksi fiskal nasional, Maluku dan Maluku Utara memulai babak baru di bawah kepemimpinan yang kontras. Laporan ini membedah dua model pembangunan yang akan menentukan nasib kawasan ini.
Hendrik Lewerissa
Arsitek Makro Infrastruktur-Sentris
Memprioritaskan pembangunan infrastruktur fisik skala besar (pelabuhan, jembatan) untuk membuka isolasi wilayah, menurunkan biaya logistik, dan menciptakan fondasi bagi pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
Sherly Tjoanda
Inisiator Pembangunan Manusia
Berfokus pada investasi modal manusia melalui program penanganan stunting, beasiswa pendidikan, dan pemberdayaan komunitas untuk membangun masyarakat yang sehat, cerdas, dan berdaya saing.
Rapor Kinerja Awal (Juni 2025)
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
Kebijakan populis ST yang menyentuh kebutuhan dasar berhasil membangun legitimasi awal, sementara visi jangka panjang HL belum dirasakan langsung oleh masyarakat.
Perbandingan Isu Krusial
Sumber: Data prevalensi stunting 2023.
Proyeksi Strategis (Visi 2035)
Model Infrastruktur (HL)
Kekuatan
Potensi perubahan struktural & daya tarik investor besar.
Kelemahan
Butuh modal besar, rentan korupsi, manfaat jangka panjang.
Peluang
Sinergi dengan agenda nasional (Lumbung Ikan Nasional).
Ancaman
Perubahan iklim, risiko "ekonomi kantong".
Model Manusia (ST)
Kekuatan
Legitimasi cepat, dampak langsung, IPM meningkat.
Kelemahan
Tidak atasi masalah fundamental, risiko ketergantungan.
Peluang
Menciptakan fondasi SDM unggul untuk diversifikasi.
Ancaman
Volatilitas nikel, disrupsi teknologi baterai non-nikel.
Risiko Fundamental Setiap Model
Risiko: Ekonomi Kantong (Model HL)
Industri Skala Besar
(Kepentingan Eksternal)
Ekonomi Rakyat Lokal
(Sedikit Manfaat)
Infrastruktur canggih berisiko hanya melayani industri besar tanpa menetes ke ekonomi lokal.
Risiko: Program Paliatif (Model ST)
Program Sosial
(Beasiswa, Stunting, dll.)
Ketergantungan Ekonomi
(Struktur Tidak Berubah)
Program sosial yang baik berisiko hanya meredakan gejala tanpa mengubah ketergantungan pada sektor ekstraktif.
Kesimpulan: Jalan Hibrida
Tidak ada model yang superior secara absolut. Keberhasilan jangka panjang menuntut sintesis dari kedua visi: membangun infrastruktur fisik yang didampingi investasi pada modal manusia secara simultan.
Rekomendasi untuk Maluku (HL)
- Mandatkan klausul inklusif di setiap proyek.
- Prioritaskan infrastruktur pendukung ekonomi biru.
- Diversifikasi sumber pendanaan (KPBU, obligasi).
Rekomendasi untuk Malut (ST)
- Bentuk "Dana Abadi Nikel" (Sovereign Wealth Fund).
- Luncurkan peta jalan diversifikasi ekonomi.
- Terapkan kebijakan "Izin untuk Kinerja ESG".
Rekomendasi untuk Pusat
- Desain ulang skema Dana Transfer ke Daerah.
- Fasilitasi transfer teknologi (Akuakultur 4.0).
- Perkuat pengawasan dan penegakan hukum lingkungan.